Kamis, 26 Desember 2013

Sang Kiblat



SANG KIBLAT

Di kala sore senja. Ku berdiri menghadap menantang kiblat. Melihat terik jingganya sang surya. Ku tak berhenti berkata betapa indah dunia dan se isinya. Tempat aku berpijak, melangkah, menapak, dan menuliskan tinta kotor perjalanan kelam hidupku. Setiap detik yang ku lewati nampak tak berarti. Sebuah kisah yang lalu bagai kelabu dalam jelajah baru hidupku. Setiap kertas yang tertulis pada napak tilas jalan hidup ini tak ubahnya seperti robekan-robekan luka. Entah apa yang pernah terjadi, amnesia kerap kali menjadi hantu dan pengobat rindu akan masa indah di hari lalu. Seonggok tubuh ini layaknya air jernih yang mudah tercemar oleh limbah yang ku sebut nikmat dunia. Tulang belulang yang menempel pada lembaran kulit ini bagaikan wayang yang dipermainkan sang dalang. Tak berdaya, tak mampu berkata hanya bisa mengikuti arah angin yang tak jelas entah mau kemana. Sering kali ku bertanya kepada orang tua yang berdiri meminta-minta. Apa itu hidup tuan ? Sekuat apa tuan mencintai hidup ? Tiap kali kalimat terucap hanya goresan-goresan senyum yang tersirat dari keriputnya pipi si bapak tua. Lelah ku berdiri menantang kiblat. Tepat orang-orang berdiri menatap tertunduk ketika Shalat. Sungguh kuat dalam jiwa yang berkarat, enggan raga ini hengkang dari penjajahan keegoisan masa depan yang mengarah kiblat.

Sore itu membuat ku berpikir. Ketika tubuh ini tak dapat lagi ku percaya, maka hati siap untuk menatakan struktur kegundah gulanaan jiwa. Maka tak boleh ku diam hanya unuk menantang sang kiblat. Mata ini akan selalu berpandang ke sang kiblat. Banyak orang yang bertanya apa arti sebuah kiblat bagi orang-orang yang tidak mempunyai kiblat. Jika itu hanya sebuah arah dalam Shalat yang tidak semua manusia mampu menantang kiblat. Ini sebuah tulisan tentang kiblat. Yang banyak orang ricuhkan karena arah letak yang benar tentang kiblat. Jutaan deskripsi, ribuan pemikiran dan milyaran pembicaraan mengenai kiblat dapat terucap dari triliyunan yang peduli dengan adanya arah kiblat. Lurus kedepan, jangan pernah ragu dan perpaling. Sesungguhnya arah yang indah adalah menghadap kiblat. Menatap masa depan bukan kebelakang, ke kanan dan ke kiri tapi ke depan.


KIBLAT BUKAN ARAH UNTUK ORANG YANG SUKSES, TAPI KIBLAT ARAH UNTUK ORANG-ORAANG BESAR DAN YAKIN...