INDONESIA
MEMILIH
Rakyat kembali memilih. Setelah sembilan april dilewati
dengan suka cita. Memilih perwakilan siapa yang akan duduk dikursi panas
parlemen. Panasnya pertarungan partai politik. Pertarungan nama dn jabatan
untuk mampu menarik suara sebanyak-banyaknya. Dan pada akhirnya Si kepala
banteng, pohon beringin dan kepala garuda menjadi pemuncak klasemen.
Tak berhenti disitu. Pilpres sudah di depan mata. Kini
masyarakat dihadapkan pemilihan dua figur. Dua sosok yang memiliki dua karakter
yang amat berbeda. Owo dan Owi begitu aku menyebutnya.
Owo bukan lah sosok yang asing di dunia politik Indonesia.
Menjadi cawapres ibu Wati 2009 menjadikannya kandidat kuat untuk mencalonkan
diri tahun ini. Lulusan terbaik akademi militer yang mampu menjadikan Komando
Pasukan Khusus sebagai pasukan elit terbaik di dunia ini mantap 2014 menjadi
capres dari partai kepala garuda yang ia bangun. Terlebih setelah 2009, mantan
Panglima TNI ini memiliki perjanjian atau kesepakatan dengan kepala banteng
untuk disokong penuh menjadi capres 2014.
Namun, Owi muncul bak artis yang sedang naik daun. Sosok yang
dikenal murah senyum dan sederhana ini tiba-tiba muncul menjadi pesaing ketat
yang diusung Wati mewakili kepala banteng. Mantan walikota salah satu penghasil
batik itu sontak menjadi perbincangan setelah dirinya mampu memenangkan
pertarungan di DKI Jakarta sebagai orang nomer satu di ibu kota tersebut. Pamor
yang sedang dipuncak sontak dimanfaatkan Wati, tak hanya untuk memenangkan
partainya dalam Pileg april lalu tapi juga Pilpres kali ini. Pernah menjadi
walikota terbaik di asia bahkan jajaran dunia menjadi namanya sangat
diperhitungkan. Bahkan Owi dikenal dengan blusukannya.
Perpolitikan kembali panas. Terlebih Owo yang merasa
dikhianati mulai gencar mencari sobat koalisi. Begitu juga Owi, setelah diberi
amanah oleh Wati, Owi langsung secara santai namun sigap mencari sahabat
koalisi.
Akhirnya lima partai Owo berhadapan dengan empat partai Owi.
Cuma satu partai biru milik pak SBY yang menyatakan sikap oposisi. Menjadikan
perpolitikan kali ini semakin panas. Untuk kali ini tak hanya pertarungan dua
kubu koalisi, tapi pertarungan media-media elektronik sampai media sosial dalam
meningkatkan elektabilitas kedua calon.
Pada akhirnya kampanye hitam menjadi yang paling hangat
dibicarakan. Owo sering dikaitkan dalam berita tentang pelanggaran HAM 1998.
Sedangkan Owi selalu dikaitkan dengan bonekanya Wati. Entah siapa yang benar
dan siapa yang salah pasti salah satu diantara mereka menjadi pemimpin negara
ini.
Waktunya Indonesia memilih. Bukan berbicara siapa pemenang
dan siapa pecundang. Melainkan siapa yang dipercaya dia lah pemimpin terpilih.
Gunakan hak suara anda dan berbaik sangkalah pada pemimpin kita nanti.
5 MENIT UNTUK 5 TAHUN. PILIHLAH PEMIMPIN BUKAN KARENA AJAKAN
ISTRI ATAUPUN SUAMI, MUSUH ATAU KEKASIH, MELAINKAN KARENA PANGGILAN HATI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar