Rabu, 13 Agustus 2014

Indonesia Memilih



INDONESIA MEMILIH

Rakyat kembali memilih. Setelah sembilan april dilewati dengan suka cita. Memilih perwakilan siapa yang akan duduk dikursi panas parlemen. Panasnya pertarungan partai politik. Pertarungan nama dn jabatan untuk mampu menarik suara sebanyak-banyaknya. Dan pada akhirnya Si kepala banteng, pohon beringin dan kepala garuda menjadi pemuncak klasemen.

Tak berhenti disitu. Pilpres sudah di depan mata. Kini masyarakat dihadapkan pemilihan dua figur. Dua sosok yang memiliki dua karakter yang amat berbeda. Owo dan Owi begitu aku menyebutnya. 

Owo bukan lah sosok yang asing di dunia politik Indonesia. Menjadi cawapres ibu Wati 2009 menjadikannya kandidat kuat untuk mencalonkan diri tahun ini. Lulusan terbaik akademi militer yang mampu menjadikan Komando Pasukan Khusus sebagai pasukan elit terbaik di dunia ini mantap 2014 menjadi capres dari partai kepala garuda yang ia bangun. Terlebih setelah 2009, mantan Panglima TNI ini memiliki perjanjian atau kesepakatan dengan kepala banteng untuk disokong penuh menjadi capres 2014.

Namun, Owi muncul bak artis yang sedang naik daun. Sosok yang dikenal murah senyum dan sederhana ini tiba-tiba muncul menjadi pesaing ketat yang diusung Wati mewakili kepala banteng. Mantan walikota salah satu penghasil batik itu sontak menjadi perbincangan setelah dirinya mampu memenangkan pertarungan di DKI Jakarta sebagai orang nomer satu di ibu kota tersebut. Pamor yang sedang dipuncak sontak dimanfaatkan Wati, tak hanya untuk memenangkan partainya dalam Pileg april lalu tapi juga Pilpres kali ini. Pernah menjadi walikota terbaik di asia bahkan jajaran dunia menjadi namanya sangat diperhitungkan. Bahkan Owi dikenal dengan blusukannya.

Perpolitikan kembali panas. Terlebih Owo yang merasa dikhianati mulai gencar mencari sobat koalisi. Begitu juga Owi, setelah diberi amanah oleh Wati, Owi langsung secara santai namun sigap mencari sahabat koalisi.

Akhirnya lima partai Owo berhadapan dengan empat partai Owi. Cuma satu partai biru milik pak SBY yang menyatakan sikap oposisi. Menjadikan perpolitikan kali ini semakin panas. Untuk kali ini tak hanya pertarungan dua kubu koalisi, tapi pertarungan media-media elektronik sampai media sosial dalam meningkatkan elektabilitas kedua calon.

Pada akhirnya kampanye hitam menjadi yang paling hangat dibicarakan. Owo sering dikaitkan dalam berita tentang pelanggaran HAM 1998. Sedangkan Owi selalu dikaitkan dengan bonekanya Wati. Entah siapa yang benar dan siapa yang salah pasti salah satu diantara mereka menjadi pemimpin negara ini.

Waktunya Indonesia memilih. Bukan berbicara siapa pemenang dan siapa pecundang. Melainkan siapa yang dipercaya dia lah pemimpin terpilih. Gunakan hak suara anda dan berbaik sangkalah pada pemimpin kita nanti.

5 MENIT UNTUK 5 TAHUN. PILIHLAH PEMIMPIN BUKAN KARENA AJAKAN ISTRI ATAUPUN SUAMI, MUSUH ATAU KEKASIH, MELAINKAN KARENA PANGGILAN HATI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar