Rabu, 13 Agustus 2014

Ujian



UJIAN
Bulan ramadhan datang. Bulan yang paling ditunggu umat muslim. Bulan yang paling di nanti seluruh lapisan masyarakat. Karena ketika bulan suci ini datang, toleransi beragama sangat dijunjung tinggi, saling menghargai sangat ditopang sama, dan saling berbagi kerap dipikul rata.

Mencari berkah dan pahala adalah tujuan utama. Tak hanya menahan haus dan lapar. Tak hanya menahan nafsu birahi dan syahwat tapi bulan ramadhan juga mengharuskan kita menjaga lisan dan perbuatan.

Kadang banyak kata yang tersirat dari lidah tak bertulang menyayat hati. Tak sedikit pula kata yang tersurat ternyata mengikiskan luka. Ini sebuah ironi dan fakta. Tapi bagi yang memiliki keimanan yang kuat dan mampu mengendalikan itu semua, surga sebagai janjinya.

Bulan suci ini memang bulan penuh dengan berbagai macam ujian. Sering kali kita melihat pedagang es menjajaki dagangannya di siang hari, ketika panas terik menyengat, haus menggerogoti tenggorokan dan itu adalah ujian bagi hawa nafsu untuk mampu menahan haus dan lapar. Ketika sore datang menjelang ngabuburit yang sudah menjadi budaya di bulan ramadhan, malah dijadikan santapan keseharian pemuda dan pemudi dalam mengisi waktu luang menunggu sang adzan berkumandang. Tak sedikit dari para wanita memakai pakaian mengundang para laki-laki untuk memandangnya. Nafsu birahi dan syahwat pun meningkat derastis dan itu lah ujian untuk menahan nikmat yang sejatinya hanya bisa dilihat sekejap mata. Terkadang perkataan sering tak bisa dikontrol selama satu hari penuh berpuasa. Membicarakan orang lain atau kata lainnya adalah gosip. Menjelek-jelekkan seseorang, menghina, menghujat, memaki, memukul bagian yang terlarang, dan lain sebagainya ternyata itu juga sebuah ujian yang harus dihadapi manusia selama bulan ramadhan tiba.

Sejatinya tak ada manusia yang ingin segala usia dan usahanya sia-sia. Tak ada yang ingin selama satu hari berpuasa, menahan haus dan lapar menjadi sia-sia karena tiga hal tersebut.

Lalu dalam berpuasa kita tidak boleh meminta pujian dan pengakuan bahwa apa yang kita lakukan benar dan apa yang kita katakan adalah sebuah kemutlakan.
Jika sudah terjadi apa yang bisa kita lakukan ? Ya, bertaubat. Bulan ramadhan bukan hanya bulan penglipat gandaan pahala. Namun pengampunan segala semua dosa yang sudah pernah kita lakukan. Dalam syairnya Opick berkata :

Wahai Tuhan jauh sudah, lelah kaki melangkah,     aku hilang tanpa arah, rindu hati sinarmu.
Wahai Tuhan, aku lemah, hina berlumur noda, hapuskan lah terangilah jiwa di hitam jalanku.
Ampunkan lah aku, terimalah taubat ku, sesungguhnya Engkau, Sang Maha pengampun dosa, berikanlah aku, kesempatan waktu aku ingin kembali, dan meski tak layak, sujud padaMu, dan sungguh tak layak aku.
Ya Robbi izinkanlah aku kembali padaMu, meski mungkin takkan sempurna, aku sebagai hambaMu.
Meminta lah sebanyak-banyaknya rezeky, dengan ibadah dan usaha yang kuat. Meminta lah sebanyak-banyaknya ampunan dosa dengan ibadah yang tak lewat sedetik pun.

Ujian tidak hanya datang untuk orang yang lemah. Namun tanpa sadar semua yang kita lakukan merupakan ujian yang bisa saja membuat puasa kita tak hanya satu hari bahkan satu bulan penuh menjadi sia-sia.

KATA DUSTA, MENGHINA DAN MEMFITNAH HANYALAH SEBAGIAN UJIAN DARI LISAN. TAPI, PUASA IKHLAS DAN TULUS KARENA ALLAH SWT ADALAH SEBUAH BERKAH DARI RANGKAIAN UJIAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar